Menyapa 3 Gunung Jelajah Garut
Di pendakian ini aku mendapatkan tugas dari Rocker Ihimadv bukan
hanya sekedar mencatat perjalanan pribadi, tetapi ditunjuk sebagai Ketua Tim
Opsus untuk pendakian Open Trip Rocker Ihimadv berikutnya.
Tim yang di utus 3 akhwat dan 1 ikhwan sebagai pendamping.
Gunung Guntur adalah sebuah gunung yang terdapat di wilayah barat Garut,
Jawa Barat, dengan ketinggian 2.249 mdpl. Gunung Guntur terletak di
lokasi geografi : 07° 08'30" LS dan 107° 20' BT. Gunung Guntur mempunyai
kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan
Hutan Ericaceous atau hutan gunung. Gunung Guntur merupakan salah satu gunung
berapi paling aktif pada dekade 1800-an. Tapi sejak itu aktivitasnya kembali
menurun. Erupsi Gunung Guntur pada umumnya disertai dengan lelehan lava, lapili
dan objek material lainnya.
Gunung ini pertama
didaki oleh pendaki berkebangsaan Rusia - Jerman, Frans Junghun pada tahun
1837. Pada saat itu Junghun memasukkan gunung ini pada golongan gunung-gunung
api paling aktif di Jawa. Gunung ini memiliki dua sumber mata air, yaitu sumber
air panas yang mengalir ke Cipanas yang kemudian dimanfaatkan sebagai wisata
pemandian Cipanas, dan yang satu lagi sumber air dingin yang mengalir ke aliran
curug citiis. (wikipedia)
Gunung Guntur Memang tidak seperti Gunung Gunung di daerah tropis lainnya.
Jika gunung lain telihat berwarna biru atau hijau karena adanya pepohonan
apabila di lihat dari kejauhan sehingga menimbulkan perasaan untuk mengunjungi
gunung tersebut, akan berbanding terbalik jika kita memandang Gunung Guntur
dari kejauhan. Guntung Guntur terlihat gersang dan tandus apabila dilihat dari
kejauhan. Hal tersebut membuat siapa saja orang yang melihatnya enggan untuk
mengunjungi apalagi mendaki gunung tersebut. namun dimata para pendaki gunung,
Gunung Guntur merupakan Gunung favorit yang paling sering didaki khususnya oleh
para pendaki lokal.
BASECAMP &
PENDAFTARAN
Pendakian G Guntur
belum terkelola dengan baik, tidak ada basecamp yang secara khusus
dikelola untuk pendaki. Perizinan disarankan, akan tetapi masih atas dasar
kesadaran pendaki. Pendaftaran dilakukan di rumah Ibu RW (Ibu Tati), yaitu
rumah terakhir yang dijumpai sebelum masuk ke penambangan pasir. Rumah ini
cukup mudah dikenali karena merupakan satu-satunya rumah dengan warung. Jika
melakukan pendaftaran, maka harus melakukan konfirmasi kepulangan setelah
turun.
Pesiapan Pendakian G.Guntur di Penambangan Pasir (dok.pribadi)
JALUR PENDAKIAN CITIIS
Tidak ada penanda
khusus dalam jalur ini. Secara umum, bentang alam yang dapat dijadikan patokan
meliputi:
- Tambang Pasir
- Curug Citiis*)
- Bebatuan curam*)
- Savana
- Puncak Bohong
- Puncak 1 dan Puncak 2
Tambang Pasir - Curug
Citiis
Waktu tempuh: +
30 menit - 1,5 jam
Pintu masuk menuju
jalur pendakian berada di sebelah kanan di dekat tebing penambangan pasir,
ditandai dengan pohon dengan banyak pita-pita pink bergelantungan. Jalan
setapak cukup jelas terlihat. Ikuti saja jalan tersebut menuju hutan hingga
menemui sungai. Setelah melewati sebuah dam kecil, jika ingin langsung menuju
Sabana, maka ikuti jalan setapak ke arah kiri.**) Jika ingin melewati jalan
hutan dan melewati Curug Citiis, maka seberangi sungai dan ambil jalan setapak
ke arah kanan.
Untuk jalan ke arah Curug
Citiis, medannya merupakan jalan tanah yang tidak terlalu menanjak dengan hutan
yang cukup rindang di sebelah kanan dan sungai di sebelah kiri. Jalur cukup
jelas, dan sesampainya di curug, akan terlihat sebuah shelter yang dapat
dipakai sebagai landmark. Curug Citiis meruipakan sumber air
terakhir di Gn. Guntur.
Curug Citiis - Bebatuan
Curam - Savana
Waktu tempuh: 1 jam - 2
jam
Dari shelter, seberangi
sungai dan akan tampak sebuah batu besar. Dari spot ini, jalur ke atas selama
sekitar 1 jam berupa bebatuan curam yang cukup terbuka. Suara sungai masih akan
tetap terdengar dan terkadang sungai masih dapat terlihat di sisi kanan.
Penghujung bebatuan curam ditandai dengan sebuah tanah lapang yang cukup untuk
sekitar 2 tenda, yang merupakan penanda bahwa medan pendakian akan segera
menjadi savana terbuka setelah melewati beberapa menit medan perpaduan savana
dan rerimbunan. Dari situ, jalur masih cukup jelas dan tidak terdapat
percabangan-percabangan yang fatal.
Bebatuan Curam yang
akan di lewati (dok.pribadi)
Savana - Puncak Bohong
Waktu tempuh: 2 jam - 4
jam
Ikuti jalur ke arah Savana,
di awal-awal jalur selepas rerimbunan padang ilalang cukup tinggi. Akan tampak
bekas lava yang cukup besar dan jalur dari bebatuan mengarah pada lava beku tersebut.
Terdapat jalur menurun dari dinding lava dan kemudian naik lagi ke atas, ikuti
jalur tersebut sehingga bekas lava akan berada di sebelah kanan. Jalur yang
akan ditemui cukup jelas, berkerikil tipis, dengan beberapa lava beku yang
masih dapat dilihat di awal-awal jalur. Terdapat beberapa pohon pinus di kanan
kiri jalur, dan dari sini tambang pasir di bawah maupun puncak bohong di atas
tampak jelas. Dari jalur ini, tampak jalur paralel lain yang berdekatan dan
juga mengarah ke puncak. Terkadang, terdapat pijakan alternatif pada ilalang
yang dapat mempermudah pendaki untuk naik dan turun dibandingkan jalur kerikil
yang licin. Puncak yang tampak dari jalur ini dinamakan Puncak Bohong, yang
ditandai dengan sebuah batu besar yang dikenal sebagai Batu Bohong.
Puncak Bohong - Puncak 1 - Puncak 2
Waktu tempuh: + 30
menit - 1,5 jam
Dari Puncak Bohong,
jalur menuju puncak sejati relatif lebih mudah dan lebih landai. Puncak 2, yang
merupakan puncak sejati ditandai dengan tanah lapang dengan bendera Merah Putih
(tentative), serta terdapat batuan semen persegi panjang kira-kira
setinggi lutut. Terdapat 2 alternatif:
Alternatif 1 yaitu dengan mengikuti
jalur ke arah kanan tanpa melewati Puncak 1. Jalur ini awalnya landai, dan
kemudian akan langsung nampak Puncak 2 dengan melewati jalur berkerikil.
Alternatif 2 mengikuti jalur ke
arah Puncak 1 yang tampak dari Puncak Bohong. Terdapat jalur yang cukup jelas,
yang kemudian menuruni punggungan Puncak 1 lalu mendaki tanpa jalur hingga ke
Puncak 2 yang tampak cukup jelas. Dari awal punggungan Puncak 2, ikuti jalur ke
arah kanan. Pijakan relatif lebih stabil dan jalur lebih pendek. Jika sedang
berkabut, sebaiknya jangan mengambil jalur ini.
Sekalipun cukup mudah
bagi pendaki yang cukup berpengalaman, Gn. Guntur bukan merupakan gunung yang
"semudah itu" jika ingin membawa pendaki pemula. Kerikil tipis
disertai medan yang kemiringannya berkisar 40 - 75 derajat dengan panas yang
menyengat merupakan tantangan tersendiri terutama dalam perjalanan turun. Salah
satu peserta tim kami dalam pendakian kali ini bahkan menangis beberapa kali
dikarenakan medan yang sangat curam dan licin, sehingga secara psikologis
"menakutkan" dan memberikan sugesti tergelinding. Peserta lainnya
tergelinding secara ekstrim (hingga terdapat pose kaki di atas kepala) 2 kali.
Pendakian "tektok" (mendaki dan turun dalam sehari) hanya disarankan
bagi pendaki yang sudah teruji kecepatan dan konsistensi waktunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar